KAPAN HARUS MEMBERIKAN MASUKAN

2 menit baca
KAPAN HARUS MEMBERIKAN MASUKAN
KAPAN HARUS MEMBERIKAN MASUKAN

HAK KETIGA: MENYAMPAIKAN MASUKAN SAAT DIA MEMINTA

Meminta nasihat atau masukan memiliki tiga bentuk,

Pertama, dia terang-terangan meminta nasihat. Datang ke rumah atau minta bertemu di masjid lalu dia minta pendapatmu, misalnya dia mengatakan, ‘Si fulan melamar putriku, bagaimana menurutmu si fulan itu?’ Di keadaan ini kita wajib menyampaikan padanya (tentang orang yang ditanyakan) dengan apa adanya, tidak ditutup-tutupi. Meski yang melamar putrinya itu ialah keluarga dekat kita, kita harus sampaikan kepadanya dengan apa adanya.

Kedua, secara ucapan dia tidak meminta nasihat, dia tidak bilang umpamanya, ‘Bagaimana kalau saya usaha ini, ya?’ , tapi dia bercerita rencananya. Di keadaan ini kita tetap harus menyampaikan masukan yang dalam pandangan kita yang terbaik, baik mendukung ataupun menyampaikan hal-hal yang harus dipertimbangkan ulang. Asy-Syaikh Muhammad al-Utsaimin berkata,

“Kalau bukan karena dia mau mendengar pendapatmu tentu dia tidak akan cerita.”

Ketiga, dia tidak minta nasihat juga tidak menceritakan apapun, tapi kita tahu dia akan melakukan hal yang berbahaya, atau akan melakukan kerja sama dengan seorang penipu, atau yang semisal, di keadaan ini kita juga harus menghentikan dan mengemukakan nasihat padanya. Sebab akhlak orang beriman itu, dia menyukai untuk saudaranya hal yang dia sukai untuk dirinya.
[ Keterangan di atas berasal dari Asy-Syarh al-Mukhtashar ‘ala Bulughil Maram, III/627-628 ].

Pada ketiga bentuk ‘meminta nasihat’ ini kita harus memberikan nasihat pada saudara muslim kita dengan nasihat terbaik dan cara yang terbaik.

— Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
— Hari Ahadi [ Penggalan Penjelasan hadits 6 Hak Muslim atas Saudaranya ]