YANG UTAMA IALAH BERJALAN SAAT MENGIRINGI JENAZAH

2 menit baca
YANG UTAMA IALAH BERJALAN SAAT MENGIRINGI JENAZAH
YANG UTAMA IALAH BERJALAN SAAT MENGIRINGI JENAZAH

Yang tentunya ketika jenazah dibawa ke kuburan juga dengan berjalan. Tsauban radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِدَابَّةٍ وَهُوَ مَعَ الْجِنَازَةِ، فَأَبَى أَنْ يَرْكَبَهَا، فَلَمَّا انْصَرَفَ أُتِيَ بِدَابَّةٍ فَرَكِبَ، فَقِيلَ لَهُ، فَقَالَ : ” إِنَّ الْمَلَائِكَةَ كَانَتْ تَمْشِي فَلَمْ أَكُنْ لِأَرْكَبَ وَهُمْ يَمْشُونَ، فَلَمَّا ذَهَبُوا رَكِبْتُ

“Rasulullah ﷺ pernah ditawarkan hewan untuk dikendarai ketika beliau sedang mengiringi jenazah, tapi beliau menolak untuk menaikinya. Sepulangnya beliau dari mengantar jenazah, beliau kembali ditawarkan hewan tunggangan lalu beliau pun mengendarainya.

Nabi Muhammad ﷺ lantas ditanya terkait peristiwa itu, beliau menjawab, ‘Sesungguhnya malaikat malaikat tadi berjalan maka aku tidak akan naik kendaraan sementara mereka berjalan. Kemudian tatkala mereka pergi, maka barulah aku mau menggunakan kendaraan.” -SHAHIH- (Ahkam al-Jana’iz, hlm. 97) HR. Abu Dawud (3177)

POSISI KITA DARI JENAZAH WAKTU MENGANTARNYA KE KUBURAN

Jawabannya terdapat dalam hadits. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

الرَّاكِبُ يَسِيرُ خَلْفَ الْجَنَازَةِ وَالْمَاشِي يَمْشِي خَلْفَهَا وَأَمَامَهَا وَعَنْ يَمِينِهَا وَعَنْ يَسَارِهَا قَرِيبًا مِنْهَا

“Orang yang berkendaraan berjalan di belakang jenazah, orang yang berjalan kaki boleh berada di belakangnya, di depannya, serta di samping kanan dan kirinya dekat dengannya.” -SHAHIH- (Ahkam al-Jana’iz, hlm. 95) HR. Abu Dawud (3180) ini lafazh beliau, At-Tirmidzi (1031), an-Nasa-i (1942), dan Ibnu Majah (1481)

Jadi saat mengiringi jenazah dengan berjalan dia bisa berada di belakang, di depan, di kiri atau kanan, semuanya boleh.

Tapi jika ingin mengambil yang lebih utama dan keadaan pun memungkinkan maka dia berjalan di depan. Dari Salim, dari ayahnya, yaitu Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma,

أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَمْشُونَ أَمَامَ الْجَنَازَةِ

“Bahwa beliau melihat Rasulullah ﷺ, Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma, berjalan di depan jenazah.” -SHAHIH- (Ghayatul Muna, XIX/172) HR. Abu Dawud (3179), At-Tirmidzi (1007), An-Nasa-i (1944), Ibnu Majah (1482)

Asy-Syaikh Muhammad Ali Adam al-Ityubi mengatakan,

وحاصله أن المشي أمام الجنازة، أفضل، لحديث ابن عمر – رضي اللَّه عنهما – الآتي بعد هذا، وهو حديث صحيح.. ولأنه عَمَلُ أكثر الصحابة، والتابعين، ومَن بعدهم، هذا من حيث الأفضليةُ، وإلا فالمشي حيث تيسر: أمامها، وخلفها، ويمينها، وشمالها جائز

“Kesimpulannya, berjalan di depan saat mengiringi jenazah lebih utama. Berdasarkan pada;
[1] hadits Ibnu Umar yang disebutkan setelah ini [ beliau maksud hadits di atas ]. Dan hadits tersebut shahih..
[2] ini merupakan amalan mayoritas para sahabat nabi, tabi’in, dan orang setelah mereka.
Ini dalam tinjauan yang paling utama. Jika tidak memungkinkan, seseorang berjalan sesuai dengan keadaan yang mudah baginya, baik di depan, di belakang, kanan, atau kiri seluruhnya boleh.” (Ghayatul Muna, XIX/170 dengan sedikit diringkas)

— Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
— Hari Ahadi [ Penggalan pembahasan hadits 6 Hak Muslim atas Saudaranya]